Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Peradaban Gelar Kuliah Umum Soal Transformasi Jurnalistik Era Digital

Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Peradaban baru saja menggelar kuliah umum yang bertempat di Gedung A kampus, Minggu (26/02/23).

Mengambil tema Transformasi Jurnalistik di Era Digital yang berfokuskan pada pembahasan mengenai perubahan dunia jurnalistik di era yang serba digital. HMJ Ilmu Komunikasi Universitas Peradaban menghadirkan praktisi jurnalistik Mamduh Hadi Priyanto yang kini menjabat sebagai editor di Tribun Banyumas. Tak hanya itu, Reza Abineri selaku dosen Ilmu Komunikasi juga turut membagikan ilmu dan pengalamannya selama berkecimpung di lingkup kepenulisan sebagai pemateri 2.

Kuliah umum yang diikuti hampir oleh seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi ini berlangsung tanpa kendala dengan penyampaian materi santai, namun tentu tetap menggugah keingintahuan lebih pada sesi tanya jawab.

Saat memberikan sambutan, kaprodi Ilmu Komunikasi Aan Herdiana menuturkan bahwa peralihan yang terjadi ke media digital tentu memiliki pengaruh.

“Adanya transformasi media cetak ke digital menjadi suatu tantangan tersendiri bagi para jurnalis hingga timbul pertanyaan, apakah koran akan hilang,” katanya.

Dalam paparan materinya Reza menerangkan bagaimana tranformasi jurnalistik di era digital dikemas dalam bentuk media online yang berkarakteristik cepat tetapi tetap akurat dan dapat dipercaya.Transformasi jurnalistik dari media cetak ke media online merupakan adaptasi dari perkembangan teknologi.

“Konsep transformasi ini berawal dari pemikiran Marshal McLuhan mengenai global village, bahwa dari desa akan dapat mengakses oleh semua orang,” katanya.

Ia juga menjelaskan mengenai hadirnya budaya siber konvergensi di perusahaan media. Peran budaya ini membangun terintegrasinya antara media dan pembacanya.

“Budaya konvergensi ini membentu lima hal yaitu kepemilikan, taktik, struktur, pengumpulan informasi, dan presentasi di media sekarang ini,” katanya.

Mamduh Hadi menegaskan jika koran bahkan radio tidak akan ditinggalkan meski banyak teknologi baru diciptakan sebab masing-masing akan tetap memiliki komunitas atau penikmatnya sendiri. Bersamaan dengan itu, mengikuti zaman banyak cara inovatif yang dapat dilakukan untuk mempertahankan eksistensi.

“Saat ini, antara media digital dan media cetak yang harus dilakukan adalah kolaborasi dan elaborasi.” Jelasnya.